28 Januari 2010

PERKEDEL abunawas…..


PERKEDEL abunawas…..
KENTANG kornet wijen(DARURAT ga sempat Nimbang)

Pas lagi boring trus kepikiran buat turun dapur….setelah diamati bahan bahan yang ada ternyata bisa buat perkedel…bahan seadanya aja….

Bahan-bahannya
Kentang (sisa tante ku buat soup)
Telor (sisa tante ku buat kue)
Wijen (sisa mama ku bikin kue lebaran…….wijen kiriman tante ku dari sorong papua)
Kornet (punya ade ku yang belum sempat diapa-apain)
Bawang merah
Merica
Daun bawang &seledri (juga sisa tante ku buat soup)
Bumbu penyedap (royco,garam)

Cara buatnya :
Seperti halnya perkedel pada umumnya……
Kentangnya dipotong-potong trus di goreng lalu sisihkan,bawang merah di goreng juga biar gampang hancurinnya, wijen disangrai,daun bawang&seledri diiris halus,kaleng kornetnya dibuka,telornya dipecahin terus semua bahan dicampurin jadi 1 terakhir masukin merica sama bumbu penyedap, di bentuk bulat lalu agak dipipihkan lalu celupin ke telor yang sudah dikocok lalu di goreng……

Ponakan saya yang kecil tanya…..kaka hajja kenapa kentangnya dikupas….???kenapa kaleng kornetnya dibuka…..????kenapa telornya dipecahin….???? 3 pertanyaan 1 jawaban…..kalau ga digituin entar yang makan perkedelnya jadi abunawas…..

Bread Garlic lantaran kepengen Cheese Straws (modifikasi)



Ceritanya pengen makan Cheese Straws tapi dikota ku ini ga ada yang jual,mau buat sendiri ga ada Korsvet (kalo pun ada bahan, kebayang repotnya….lagi males sih…..hehehe),tapi pengeeeeeeen bangeeeeet saking pengennya (putar otak) akhirnya nemu idea dibuat alternative lain…..(saya bahagia waktu nemu ide ini)…….

Bahan-bahannya :
Roti tawar
Keju
Telor
Garlic seasoning
Paprika bubuk
Oregano
Pala
Merica

Kocok telor masukan garlic seasoning,pala bubuk ,paprika bubuk,merica,oregano setelah tercampur jadi 1 dioleskan dipermukaan roti,terus tambahkan parutan keju di atasnya lalu di oven sampai kecoklatan……rasanya mirip mirip sama Cheese Straws dari rasa oregano nya…..

02 Januari 2010

Road To Makkah

Waktu semester akhir kuliah dan menunggu waktu untuk di Wisuda, saya banyak memiliki waktu luang, kesempatan ini saya isi dengan ikut2 kursus tata boga salah satu paket yang saya ikuti adalah kelas membuat “Ice Puter” setelah ikut kursus terus kepikiran buat buka usaha ini, saya niatkan dalam hati hasil yang saya peroleh akan saya simpan untuk setoran Ongkos Naik Haji (ONH) tapi ternyata keinginan untuk buka usaha tsb kurang di restui sama Babeh yang lebih menginginkan saya untuk total terjun di Management Toko yah jadilah keinginan tadi di pendam dalam hati.............

Saat musim haji tahun itu, ada tetangga saya yang masih muda naik haji terus bilang ke saya “Ida sudah ga ada yang ngalahin nikmatnya kita naik haji saat masih muda” tuh kata2 tetanga saya terecord dengan jelas di kepala saya, sambil dalam hati berdoa “Ya Allah bisa ga yah saya naik haji di usia muda seperti tetangga saya ini???”. Atas saran ibu saya, Saat tetangga saya tadi berangkat saya titipin amplop untuk disedekahin di Tanah Suci, bersama amlop itu ku selipkan doa dan harapan2 saya untuk ke Tanah Suci.....

Sekian tahun berselang kembali ada tetangga saya yang naik haji kali ini kakek2 tapi tak apalah saya hanya mau menitipkan Amplop untuk disedekahin di Tanah Suci, bersama amplop itu juga saya kembali menitipkan doa&harapan saya untuk ke Tanah Suci......


Setiap mendengar kalimat Talbiyah yang dikumdangankan di Radio atau pun televisi
hati saya bergetar, terakhir yang saya ingat saya sampai meneteskan air mata saat lebaran Idul Adha Metro TV menayangkan siaran yang di relay dari CNN liputan tentang seorang dosen Psikologi bernama Thelma yang berkebangsaan Amerika saat melaksanakan Haji kalo tidak salah judulnya “Inside Meccah”....
liputan yang sangat menyentuh relung hati, betapa ingin saya memenuhi panggilan Mu Ya Allah....Betapa besar keinginan ku untuk ke Tanah Haram Mu,


Sungguh Allah Maha Berkendak................. hingga suatu pagi Babeh (laki laki yang sangat ku cintai) menawarkan saya untuk ikut di daftar bersama 9 anggota keluarga saya yang lain untuk membuat setoran ONH di Bank BNI......Allahu Akbar.....apakah ini tanda Allah telah mengundang ku Ke Baitullah Nya??? Saya coba mengendalikan diri untuk tidak terlalu bergembira tapi tetap bersyukur.....


Semua persyaratan dan dokumen yang di minta Depag pun kami serahkan, tahap demi tahap pemeriksaan kami lalui dan sampai lah pada saat keberangkatan, Allahu Akbar benarkah ini???selangkah lagi saya akan ke Negeri Para Rasul??? Saat take off dari Bandara Babullah ke Bandara Makassar di atas pesawat saya menanggis karena menyadari betapa Allah sangat menyanyangi hambaNya, Allah mengerti dan menghargai sekecil apapun usaha saya untuk mewujudkan keinginan ku untuk Ke Baittullah Nya, memang usaha “Es Puter” tadi tidak jadi di buka tapi Allah memberikan Rejeki dari arah lain.....amplop amplop tadi menjadi sesuatu yang seolah olah telah memanggil manggil untuk saya untuk segera Ke Tanah Suci.....

Bayangkan aja baru 2 amplop yg saya titipkan tapi begitu cepat Allah mengundang saya ke Baitullah Nya.....(saran : sering sering nitip amplop sedekah kepada jamaah haji yang akan berangkat),
saya juga menyarankan kepada teman2 yang waktu saya berada di Tanah Suci minta untuk di doakan......saya katakan berdoalah dengan sungguh sungguh InsyaAllah getaran doanya sampai disini(di Tanah Suci)

Bronchitis Ku Pun Sembuh Di Tanah Suci

Seminggu menjelang keberangkatan ke Tanah Suci saya telah mempersiapkan obat-obatan yang akan saya bawah disana, saya menderita Bronchitis ringan (alergi dingin,debu dan teman2nya) saya juga kebagian warisan asam urat dari babeh, dan juga penyakit alergi Dermatografisme (kata dokter Salonder di Manado ‘’ini penyakit rupa Jailangkung datang tak diundang pulang pigi sandiri no...’’ nanti sembuh sendiri tinggal tunggu waktunya aja maksudnya.....logat Manado kwa...)

Karena punya riwayat kesehatan seperti di atas jadi bawaannya khawatir aja apalagi kalau baca berita di internet, tahun ini musim haji bertepatan dengan puncak musim dingin di Arab,selain itu juga penyakit pernapasan menjadi penyebab kematian terbesar bagi Jamaah Haji Indonesia,karena sangat khawatir saya pun mempersiapkan jaket yang tebal seperti jaket orang Eskimo (waktu foto pake tuh jaket orang india yang disamping tante ku tanya kurang lebih artinya‘’dia dari Cina yah??? Weh cina dari mana dari Zimbabwe hahaha’’)

Yang ga boleh ketinggalan daftar obat yang harus saya beli di apotek, daftarnya ga panjang tapi dibuat dobel untuk persiapan 2bulan setelah di total ternyata jumlah seluruhnya Rp. 1,4 juta (udah feeling seh jumlahnya pasti segitu) tapi ga apa pikir ku daripada sampe sana trus kenapa kenapa mending sediah payung sebelum hujan, sampe rumah obat2 tadi masih ditambah lagi daftar minyak minyakan seperti minyak angin, minyak telon, minyak kayu putih, green oil, peralatan p3k, antibiotk, suplemen makanan dan aneka vitamin penambah stamina.....ahhh pokoke muacam muacam udah seperti petugas Medis aja

Babeh cuma tersenyum aja waktu lihat obat yang begitu banyak terus bilang kalo sampe sana tuh kita Cuma butuh 1 obat saja....apa itu??? Ternyata Istigfar........tapi namanya iktiar ga ada salahnya kalo obat2an ini tetap dibawa....

Tiba di Madinnah dan melakukan rangkaian Shalat Arbain di Mesjid Nabawi perasaan saya udah cemas karena Madinah memiliki udara yang sangat dingin belum lagi di dalam mesjid Nabawi yang tiang-tiang mesjid menyemburkan udara dingin karena dilengkapi AC, tapi kecemasan itu hilang ketika memasuki mesjid yang luar biasa Mewah dan Indah ini....SubhanaAllah.....karena saking nikmatnya shalat&beribadah di Masjid Rasul ini sampe hari ke-3 tanpa di sadari saya merasa ada sesuatu yang hilang apa yah......???? ternyata suara Ngik.......Ngik......Ngik......saat saya sesak alias saat terbenggek bengek ria......

Saya bersyukur atas kesembuhan yang diberikan Allah....kekhawatiran saya tidak terbukti obat2an yang saya bawa tetap utuh hanya suplemen,vitamin dan obat rutin alergi saja yang saya konsumsi, selama disana saya tidak merasakan sesak&asam urat, saya merasa sehat luar biasa, saat sodara saya di tanah air mengkhawatirkan keadaan saya ternyata Allah memberikan sesuatu yang tidak saya duga berupah nikmat kesehatan dan kekuatan selama melaksanakan ibadah haji....

Saat minum air zam-zam saya berdoa agar diberikan kesembuhan dari segala penyakit&kepedihan yang ada dalam tubuh saya, dan yang seperti Babeh katakan Istigfar adalah obat yang mujarab.....beristigfar dalam hati di setiap helaan napas.......

Masalah Bikin Hidup Lebih Hidup

Ketika menemui masalah saya sering ngeluh dan protes “kenapa begini kenapa begitu kenapa hidup ga adem ayem aja kaya dibulan kenapa banyak gelombang kenapa harus ada cobaan” tapi yah itulah hidup ada senang ada susah ada suka ada duka....kenapa hidup ga lurus lurus aja kenapa banyak kelokan dan tikungan....????


Saya jadi ingat cerita tentang nelayan nelayan Jepang yang menjaga kesegaran ikan tangkapan mereka dengan membawa gentong berisi air laut untuk menjadi habitat sementara ikan tanggapan tadi sebelum berakhir di tangan seorang chef spesialis sushi makanan favorite masyarakat jepang....dengan cara tadi kesegaran ikan tetap terjaga dan tetap masih bernyawa ketika pisau chef dengan sangat hati hati mulai melakukan tugasnya....Tapi ternyata usaha nelayan nelayan itupun belum memuaskan penikmat sushi karena ikan yang kurang bergerak dalam gentong memberikan cita rasa yang berbeda, para nelayan pun berpikir dan akhirnya menemukan cara, mereka tetap memasukan ikan2 tsb kedalam gentong tapi kali ini ditambahin ikan hiu kecil kedalam gentong, ikan hiu tadi kemudian mengejar ikan ikan yang berada dalam gentong, ini menyebabkan ikan tetap bergerak dan tetap siaga sepanjang perjalanan hingga berakhir ditangan chef.....

Saya juga jadi ingat satu bumbu wajib masakan India namanya garam “Masala” ini adalah semacam bumbu racikan yang dibuat dari MINIMAL 9 bahan, terdiri dari Cengkeh, fuli, kapulaga, kayu manis, daun cassia, biji pala, lada hitam, cabai, bawang putih, jahe, wijen, kunyit, ketumbar, salam koja, pekak dan adas, rasanya muacam macam (komplit ada pedas nya ada manisnya pokoke campur campur mix all) tapi inilah yang menurut taste indiahe yang bikin laziis setengah mati....kalo ga ada bumbu ini masakan mereka terasa hambar....ga ada rasa....seperti juga hidup tanpa masalah hidup terasa biasa hambar dan tak ada tantangan (seperti hal garam “masala” yang terdiri dari berbagai muacam bahan ternyata “Masalah” juga terdiri dari berbagai muacam unsur juga)

Ternyata tak ada satu pun tempat di Jagad ini yang bebas masalah even di bulan sekali pun....ikan hiu kecil menjadikan ikan ikan dalam gentong tetap bergerak dan itulah tanda bahwa mereka tetap hidup, garam “masala” menjadikan masakan lebih terasa sedapnya, masalah menjadikan kita lebih matang dan dewasa dalam perkembangan mental menjalani dan menghadapi hidup......tetaplah bergerak karena dengan bergerak kita masih tetap hidup.....hidup harus terus dilanjutkan....


Tulisan ini untuk laki laki yang telah menjaga ku seperti menjaga telur di tanggannya,......
(hanya ingin mengenang kebaikan..... walaupun menurut analisis ku dengan mempelajari alibi alibi yang ada itu betul)
Kaka Hatori.....I Forgive You